• Galeri
  • Profil

Minggu, 09 Mei 2010

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan


Om Swasti Astu 

Galungan 

" Berperang bukanlah melawan musuh, berbentuk fisik kala keletehan dan adharma, Berjuang berperang antara dharma untuk mengalahkan adharma "

Hari Galungan merupakan misteri, dengan mempelajari pustaka - pustaka diantaranya Panji Amalat Rasmi (Jaman Jenggala) pada abad ke XI di Jawa Timur, Galungan itu sudah dirayakan. Dalam Pararaton jaman akhir kerajaan Majapahit pada abad ke XVI, perayaan semacam ini juga sudah diadakan. Menurut arti bahasa, Galungan itu berarti peperangan. Dalam bahasa Sunda terdapat kata Galungan yang berarti berperang.

Parisadha Hindu Dharma menyimpulkan, bahwa Upacara Galungan mempunyai arti Pawedalan Jagad atau Oton Gumi. Tidak berarti bahwa Gumi / Jagad ini lahir pada hari Budha Keliwon Dungulan. Melainkan hari itulah ditetapkan agar umat Hindu di Bali menghaturkan maha suksemaning idepnya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas terciptanya dunia serta segala isinya. Pada hari itulah umat ungayubagja, bersyukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah berkenan menciptakan segala - galanya di dunia ini. 

Ngaturang maha suksmaning idep, angayubagja adalah suatu pertanda jiwa yang sadar akan Kinasihan, tahu akan hutang budi.

Yang terpenting dalam pelaksanaan upakara pada hari - hari raya itu adalah sikap batin.. Mengenai bebanten tidak kami tuliskan secara lengkap dan terinci. 

Dalam rangkaian peringatan Galungan, pustaka - pustaka mengajarkan bahwa sejak Redite Pahing Dungulan kita didatangi oleh Kala-tiganing Galungan. Sang Kala Tiga adalah Sang Bhuta Galungan, Sang Bhuta Dungulan dan Sang Buta Amangkurat.

Hari Pertama : Sang Bhuta Galungan 

  • Berperang / bertempur, pada hari Redite Pahing Dungulan diserang oleh Kala.

Hari Kedua : Sang Bhuta Dungulan

  • Mengunjungi kita pada hari Soma Pon Dungulan kesesokan harinya, Arti Dungulan menundukkan / mengalahkan.

Hari Ketiga : Sang Bhuta Amangkurat

  • Hari Anggara Wage Dungulan kita dijelang oleh Sang Bhuta Amangkurat,. Amangkurat sama dengan menguasai dunia. Dimaksudkan menguasai dunia besar (Bhuwana Agung), dan dunia kecil adalah kita sendiri (Bhuwana Alit).

http://cvastro.com/salam/kontraktor-bali-selamat-hari-raya-galungan-dan-kuningan/

Kesimpulan :

  • Bergembiralah atas anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam batas kesusilaan agama dan keprihatinan bangsa.
  • Terangkan hati agar menjadi Cura, Dira dan Deraka (berani, kokoh dan kuat) dalam menghadapi hidup di dunia.
  • Hemat dan sederhanakanlah dalam mempergunakan biaya.
  • Mohon Anugrah Hyang Widhi ketulusan hati.

Pada hari Saniscara Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tunpek Kuningan) Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa dan Pitara - Pitara turun lagi ke dunia untuk melimpahkan karunianya berupa kebutuhan pokok tersebut.

Pada hari itu dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen - sesajen sebagai tanda terima kasih kita dan suksmaning idep kita sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan sandang dan pangan yang bahwa semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatnya atas dasar cinta-kasihnya. Didalam tebog atau selanggi yang berisi nasi kuning tersebut dipancangkan sebuah wayang - wayangan (malaekat) yang melipahkan kemakmuran kepada kita semua.

Om sampurna ya nama swaha.

Om shukam bhawantu 

Om. Shanti ...Shanti ...Shanti ... Om 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar